Posted by : Ashura
Rabu, Agustus 24, 2011
 |
Legendary Namazu, The Great Catfish
Di Mitos Jepang, Ikan Lele Raksasa-lah yang bertanggung jawab atas kejadian Tsunami di Pesisir Jepang. Ikan lele raksasa ini bernama Namazu, menyebabkan Gempa Bumi dan hidup di lumpur di bawah bumi. Ikan lele ini konon suka bergurau dan hanya bisa ditaklukkan oleh Kashima, dewa yang melindungi bangsa Jepang dari gempa bumi. Selama Kashima menyimpan batu ajaib dengan kekuatan sihir terhadap ikan lele, maka bumi akan tetap diam. Namun jika penjagaannya agak kendor, ikan lele pun berulah hingga menyebabkan gempa bumi. Setelah Gempa mahadashyat (Salah satu dari 3 Gempa Besar Ansei) bergemuruh tahun 1855 dekat Tokyo (dulu bernama Edo). Dewa Kashima dikultuskan rakyat Jepang sebagai yonaoshi daimyojin (Dewa Penyembuh Bumi).

Dewa Kashima Menyegel Namazu
Ikan Lele Gempa ini muncul dalam legenda dalam beberapa lukisan kuno Jepang (ukiyo-e atau Gambar Dunia Yang Mengambang). Pada gambar ini biasanya tidak bertanggal dan menggambarkan banyak variasi adegan mitos, seperti ikan Lele Namazu memaksa orang-orang kaya untuk bersedekah kepada rakyat miskin. Dan gambar Ikan Lele Namazu marah kepada mereka yang orang kaya tadi, dengan mengakibatkan Gempa. diantaranya Gempa yang paling parah yang pernah melanda Jepang yaitu Gempa Besar Tokyo (Ansei Edo Earthquakes).
Bangsa jepang mengidentikan gempa dengan ikan lele karena saat akan terjadi gempa,ikan lele yang berada di kolam maupun danau banyak yang berloncatan.Sehingga orang-orang Jepang disana mengira ikan lele lah yang menyebabkan terjadinya gempa.Nah,pada masa kini peneliti menemukan ternyata ikan lele mempunyai semacam sensor tubuh yang bereaksi terhadap medan magnet bumi,sehingga ketika akan terjadi gempa lele akan berloncatan loncatan di aquarium ataupun kolam.

Mitos menyebutkan Namazu hidup dalam lumpur di perut bumi dan dikendalikan oleh Dewa Kashima melalui batu bertuah.
Namazu dipercaya hidup di bawah air tanah subteranian di bawah Kashima Shrine di provinsi Hitachi saat ini di kenal Ibaraki utara Tokyo.
Batu yang di gunakan untuk menahan agar tidak bergeraknya Namazu bernama Kaname-ishi.
Dan lama kelaman berat batu itu tidak bisa lagi menahan Namazu sehingga dewa Kashima harus menekan terus batu itu.
Namun, setiap bulan ke-10 setiap tahunnya, Kashima harus berjalan
ke selatan jepang bertemu dengan para dewa lainnya. Dan tugas untuk
menjaga Namazu diserahkan ke dewa Ebizu. Akan tetapi dewa Ebizu
tak mampu menahan gerak Namazu.
Pada oktober 1855, gempa besar menggoyang wilayah Edo yang saat
ini dikenal Tokyo, gempa menewaskan ribuan orang. Gempa ini dikenal
sebagai "bulan tanpa dewa" atau "a month without god". Hal itu karena
para dewa harus bertemu di selatan jepang pada bulan ke-10. Inilah yang
menyebabkan Namazu bergerak dan menimbulkan gempa.
Seniman-seniman Jepang pada masa lalu mengabadikan mitos Namazu dan Dewa Kashima dalam sejumlah lukisan untuk menghibur para korban gempa.
Jika lukisan di gantung di dinding rumah, itu adalah harapan bahwa pemilik rumah akan memiliki kebahagiaan.
|